“Kami ini menggantungkan hidup sebagai nelayan kecil dan tidak mungkin ke mana-mana lagi dari tempat ini,” tutur Maderifa yang didampingi isterinya.
Yang lebih miris, Maderifa mengatakan bahwa dia dengan beberapa kepala keluarga pasrah saat terjadi kondisi seperti itu karena tidak memiliki keluarga dekat jika mengungsi.
“Terpaksa kami bertahan di sini sekalipun nyawa jadi ancaman karena kami tidak mempunyai keluarga di tempat lain,” ungkapn Maderifa yang benarkan oleh isteri dan warga lainnya.
Mengenai bangunan rumah milik warga Ojang tersebut sudah dibangun sejak lama.
Warga Ojang membangun rumah mereka di sepanjang pantai tersebut.
Panjang pantai Ojang, tempat rumah warga dibangun itu diperkirakan 400 meter. Pantai tersebut merupakan pantai utara di wilayah Kabupaten Manggarai yang berhadapan dengan Laut Flores.
Peristiwa yang membuat warga pantai Ojang trauma adalah saat badai yang disertai hujan deras pada awal tahun 2022 lalu.
“Kami rasa bahwa kampung Ojang ini akan hilang karena semua rumah porak-poranda diterjang gelombang yang dielsertai angin dan hujan deras,” ungkap Arnoldus mengenang lagi peristiwa awal tahun itu.
Semua warga, imbuh Arnoldus, menangis histeris menyaksikan peristiwa tersebut. “Air laut dengan gelombang tinggi menghempas sampai menggenangi rumah warga. Kami semua lari mengungsi,” tambah Arnoldus.
Tanggul Swadaya
Warga mengaku, rata-rata fondasi rumah mereka sekarang berada di bibir pantai, dibanding beberapa tahun sebelumnya.
Menjelang musim angin Barat yang terjadi antara bulan Desember hingga Februari, warga sibuk membuat tanggul dengan menyusun batu di sepanjang pantai depan rumah masing-masing.
“Bulan Desember seperti ini kami sudah mulai sibuk menumpukkan batu depan rumah masing-masing,” kata Maderifa.
Subscribe to my channel
