“Tidak ada salahnya kita melakukan pinjaman daerah, Undang-Undang juga mengizinkan itu, sehingga upaya pendanaan untuk bawang merah akan segera dimaksimalkan,” ungkap politisi PDIP itu.
Ia meminta kerja keras para petani dan dukungan Dinas Pertanian agar selalu mengawal prosesnya sampai selesai. Dengan begitu petani bisa memetik hasil yang baik.
“Saya minta kerja keras bukan artinya setelah panen bayar ke saya, tidak. Pengertian bayar dalam arti kerja keras kita semua karena lelah itu akan dibayar dengan hasil memuaskan,” ujarnya.
Fokus penanaman bawang di Reok, kata dia, bukan hal yang baru. Bukan hanya bawangnya, tapi mengusahakan bawangnya bukan pekerjaan baru lagi, sehingga budaya pun sudah terbentuk.
“Beda konteks kalau saya bawa bawang ke Satarmese. Itu pasti orang bilang bupati pergi judi, karena di sana budaya pertanian belum terbentuk. Tapi kalau saya bawa bawang ke Reok maka itu sesuatu yang pas, karena lahan bawangnya ada di sini,” tutur dia.
“Kita punya keyakinan lebih bahwa apa yang kita usahakan dapat memetik hasil memuaskan. Karena itu butuh kerja keras kita semua,” tuturnya lagi.
Lebih lanjut Bupati yang pernah meraih penghargaan calon kepala daerah terbaik versi PDI Perjuangan itu menambahkan, fokus pemerintahan Joko Widodo saat ini adalah menjaga supaya inflasi jangan naik, sehingga pemerintah lebih banyak fokus mendorong pertanian untuk hasil yang lebih baik, karena mengingat tahun 2023 itu tahun krisis.