Suara khas anak-anak saat membawakan dua buah lagu Sanda itu menggema di tengah kota Ruteng yang hingar-bingar dengan aktivitas warganya.
Banyak warga yang tertegun dengan atraksi yang dibawakan anak-anak SD tersebut.
“Ini baru terjadi dan situasinya seperti dulu, saat saya masih SD di tahun 1970-an. Dulu, di era pak Lega (Bupati Frans Sales Lega, 1968-1978) lagu-lagu Sanda dan Mbata dilombakan antar SD se kecamatan Kopeta (Koordinator Pemerintah Kota) Ruteng (nama kecamatan Langke Rembong sebelumnya),” tutur ibu Yosefina, seorang warga yang ditemui di Lapangan Motang Rua di sela-sela acara.
Salah seorang warga lain menyatakan kekagumannya karena ternyata anak-anak SD di Kota Ruteng masih mau membawakan lagu-lagu Sanda.
“Naring laku anak koe so’o e, pak. Kali bae kid Sanda anak koe so’o. Bagus ite, neka hemong bail adat Manggarai ho’o (saya memuji anak-anak ini pak. Ternyata mereka masih mengenal Sanda. Baguslah pak, adat Manggarai tidak boleh dilupakan),” ungkap Bernadus, salah seorang warga yang mengaku dari desa Cumbi, dengan wajah gembira.
Bupati Hery Nabit dan Wabub Heri Ngabut bersama unsur Forkopimda Kabupaten Manggarai serta pejabat lain yang berpakaian adat pun masih dalam barisan anak-anak SD tersebut untuk ikut dalam barisan Sanda tersebut.
Kadis PPO Kabupaten Manggarai, Fransiskus Gero menjelaskan, Sanda yang dibawakan oleh anak-anak SD se kecamatan Langke Rembong itu sebelumnya adalah Sanda yang dilombakan antar SD di ibukota Kabupaten Manggarai itu.
Sebelumnya, Kordinator Pendidikan Kecamatan Langke Rembong Dinas PPO Kabupaten Manggarai menggelar lomba Sanda dan Mbata antar SD se kecamatan Langke Rembong dalam rangka peringatan Hardiknas tahun 2023.
Kegiatan inisiatif Kordinator Pendidikan Kecamatan Langke Rembong tersebut lalu diminta untuk mementaskan atraksi Sanda secara kolosal.