Dikatakan, untuk mendukung upaya peningkatan produksi padi sawah pasca penutupan air irigasi, pemerintah menyiapkan benih padi inhibrida varietas cakra buana sebanyak 25.000 kg atau 25 ton yang merupakan program bantuan benih dari Kementerian Pertanian untuk kawasan seluas 1.000 hektar di irigasi Wae Mantar 2 dengan rincian,; desa Tal seluas 664 ha, melibatkan 26 kelompok tani, desa Paka seluas 231 ha, melibatkan 12 kelompok tani desa Wewo seluas 79 ha melibatkan 4 kelompok tani dan desa persiapan Ulungali seluas 26 ha melibatkan 2 kelompok tani.
Selain itu Dijelaskan, berdasarkan hasil pengukuran produksi melalui proses ubinan pada setiap kelompok tani, diperoleh hasil produktifitas 7, 5 ton/ha sampai 9,8 ton/ha. Estimasi perhitungan dirata-ratakan adalah 8 ton/ha dikali 1.000 ha menjadi 8.000 ton gabah kering panen.
Kemudian lanjutnya, dikonversi menjadi beras sebanyak 3997,76 ton beras atau 3.997.760 kg beras yang jika dirupiahkan dengan harga beras sekarang yakni Rp.13.000/kg maka diperoleh Rp.51.970.000.000.
Berdasarkan hitung-hitungan analisa usaha tani tersebut diatas lanjut Laurensius, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut ;
pertama, bahwa pengalaman mengistirahatkan lahan sangat perlu dilakukan karena mampu mengendalikan hama dan penyakit yaitu memutus rantai perkembangan hama dan penyakit sehingga pada tahun ini produksi di kawasan 1.000 hektar ini 100 persen tanpa penggunaan pestisida sehingga dipastikan beras yang dihasilkan juga sehat dan aman untuk dikonsumsi.
Kedua, Dengan penghentian air irigasi juga membuat lahan sawah secara alamiah mengalami proses netralisasi dari keasaman tanah akibat perendaman secara terus menerus sehingga tanaman padi sawah menjadi sehat dan berkembang dengan baik.
Ketiga, ini juga merupakan titik awal untuk memberikan pengalaman baru kepada petani agar ke depan tetap mengikuti setiap instruksi dan penyuluhan agar hasil pertanian khususnya padi sawah dapat memberikan keuntungan yag maksimal kepada petani.