“Selama ini banyak warga yang menginginkan adanya fasilitas umum untuk rekreasi, mengalami kesulitan untuk mencarinya,” tukasnya.
Lanjutnya, alun-alun yang dinamakan Natas Labar itu akan menjadi tempat warga berkumpul baik untuk rekreasi maupun olahraga ringan.
Sumber keuangan pembangunan alun-alun kota tersebut, imbuhnya tidak semata dari APBD Kabupaten Manggarai, tetapi juga disuport oleh Kementerian Pariwisata dan Ekraf.
Anggaran dari Kementerian Pariwisata dan Ekraf itu dimanfaatkan untuk pembangunan amphitheater yaitu panggung pertunjukan seni.
Dengan adanya amphitheater tersebut, alun-alun kota Ruteng bertambah manfaatnya atau fungsinya bertambah yaitu tempat bagi pekerja seni akan mempertontonkan kebolehannya.
Selain itu, ujarnya, alun-alun yang akan dibangun akan menjadi ikon kota Ruteng, hal yang sama seperti kota-kota berkembang lainnya di Indonesia.
Hal lain yang dia sampaikan, tentu alun-alun lapangan Motang Rua tetap akan menjadi tempat pelaksanaan berbagai upacara sebagaimana yang dilakukan oleh para pendahulu.
Terkait bantuan amphitheater, dia mengucapkan terimakasih kepada Kementerian Pariwisata dan Ekraf RI karena seharusnya pembangunan amphitheater itu dilaksanakan tahun 2022 lalu, namun baru direalisasikan tahun 2023 ini.
Tentang nama yaitu Natas Labar, dia mengatakan bahwa sebagai orang Manggarai memahami makna atau filosofis nama tersebut.
Dalam budaya Manggarai, natas tempat berkumpul dan tempat untuk melaksanakan berbagai kegiatan umum masyarakat sebuah kampung.