“Saya sih berharap, agar tidak adalagi judi online di Manggarai,” kata Bupati Hery dengan nada serius, dan hadirin pun diam sejenak.
“Bermain judi online itu main agu poti (bermain dengan setan). Apalagi kalau bapak-ibu (kepala desa) yang memegang kuasa, memegang uang ratusan juta sampai miliaran rupiah yang melakukan itu,” ungkapnya yang disambut tawa oleh para Kades.
“Tapi saya tegaskan, tolong jauhi judi onlie. Dan para Kepala desa tolong sampaikan ini di kampung-kampung. Judi online turut berkontribusi membuat kita (di Manggarai) menjadi miskin. Kita mendepositkan uang (di bank-bank) hanya untuk judi online,” ujarnya.
Dia mengatakan, para kepala desa telah bekerja keras melakukan verifikasi kepada masyarakat untuk mendapatkan bantuan, bahkan jika tidak ada yang mendapatkan bantuan, para Kades dicaci maki. “Tetapi begitu ada yang mendapat bantuan, langsung digunakan untuk berjudi online. Maka bantuan yang diberikan itu tidak ada gunanya,” ungkapnya.
Menurutnya, sekalipun banyak bantuan yang diberikan oleh pemerintah selama kebocoran di sektor judi masih ada, maka nasib (penerima bantuan) tidak akan berubah,” tandasnya.
Peserta Raker tertawa ketika dengan nada kelakar Bupati Hery menyampaikan plesetan BLT Itu bukan lagi Bantuan Langsung Tunai tetapi sungkatan dari bantuan langsung taung (taung=habis).
Lagi-lagi dia menegaskan, bantuan yang diberikan kepada masyarakat tidak akan ada manfaatnya, jika hanya digunakan berjudi online.
“Saya pernah bertanya kepada beberapa pimpinan bank dan ternyata untuk NTT, bank-bank di Manggarai mempunyai tingkat transaksi yang paling tinggi. Terjadi puluhan ribu transaksi setiap hari. Begitu banyak orang yang antri di mesin ATM atau counter transaksi uang. Itu tidak lain adalah deposit uang untuk tujuan judi online,” tambahannya.
“Kenapa saya sampaikan ini. Selama judi online masih dilakukan maka itu kebocoran perekonomian yang paling banyak di masyarakat,” katanya tegas.
Secara ekstrim Bupati Hery menyampaikan, sekalipun dana desa dibagi semuanya yaitu 100% kepada masyarakat, dan para kepala desa bersama perangkatnya tidak usah dapat gaji, namun dipastikan tidak hasilnya, jika masyarakat masih berjudi online.
“Nanti kita akan lihat apa yang terjadi. Tidak akan terjadi perubahan apa-apa, sepanjang ada warga yang masih berjudi online. Sebab kalau dipikir, hampir semua masyarakat yang sama mendapat bantuan PKH, BLT, bantuan pendidikan bagi anak sekolah dan bantuan lainnya, keadaan keluarga tertentu masih seperti biasa-biasa saja. Itu berarti uang dipakai untuk kepentingan lain,” tambahnya.
Tiring Bocel
Gelak tawa hadirin menjadi pecah ketika bupati berdarah Satar Mese itu melakukan auto kritik terhadap warga yang juga keluarganya di Satar Mese. Selain menyoroti permainan judi kartu tiga daun, yang menurutnya adalah permainan paling beresiko tinggi untuk membuat masyarakat jatuh dalam kemiskinan.
“Cala mora koe maeng tiga daun sili Satar Mese ga (mungkin permainan judi kartu tiga daun di Satar Mese sudah hilang),” tanyanya disambut tawa para Kades dan peserta Raker lainnya.