Tentang gerakan menamam sorgum, kata Tarsisius, merupakan upaya untuk memenuhi gizi keluarga yang bersumber dari pangan lokal.
“Sorgum adalah bahan makanan bergizi yang bagus sekali untuk beberapa jenis penyakit kronis tertentu seperti diabetes. Banyak orang yang memberikan kesaksian tentang itu. Kandungan gulanya sangat rendah yaitu 0,8% dibandingkan dengan padi yang mencapai 7,8%,” paparnya.
Dia melanjutkan, sebagai orang Manggarai, kegiatan menanan sorgum merupakan bentuk penghormatan terhadap nenek moyang yang telah mewariskan makanan sehat dan bergizi seperti sorgum.
“Jangan menyerah dengan tuntutan global tetapi kita harus mempertahankan warisan yang baik dari nenek moyang kita seperti sorgum ini,” ujarnya.
Dikaitkan dengan penanganan stunting di Kabupaten Manggarai, Tarsisius menyambut gembira dengan dikeluarkannya Peraturan Bupati (Perbub) Manggarai
Nomor 79 Tahun 2022 Tentang Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Manggarai.
Dalam Perbub tentang penanganan stunting tersebut, tambahnya, diatur tentang pemanfaatan pangan lokal yang tentu di dalamnya ada sorgum.
“Maka dengan demikian, para kepala desa bisa memanfaatkan sorgum sebagai pangan lokal yang bergizi untuk membantu anak-anak stunting dan ibu hamil,” demikian Tarsisius Hurmali.
Hadir dalam panen raya perdana tersebut sejumlah pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD), unsur Forkompimcam Satar Mese, para kepada desa se kecamatan Satar Mese, para ketua kelompok tani sorgum dari tujuh desa, tokoh masyarakat dan para guru dan pelajar SMPN 1 Satar Mese. (aka).