Emosi seperti kecemasan, marah, atau stres dapat menyebabkan peningkatan detak jantung. Ini adalah respons fisiologis alami tubuh sebagai bagian dari respons “fight or flight” untuk menghadapi situasi yang dianggap sebagai ancaman.
Adapun respon emosional yang konstan atau stres kronis dapat merangsang sistem peradangan dalam tubuh. Inflamasi yang berkepanjangan dapat berkontribusi pada perkembangan aterosklerosis, di mana lemak dan plak menumpuk di dinding arteri, meningkatkan risiko penyakit jantung.
2.Gangguan Pernapasan
Emosi negatif dapat menyebabkan perubahan dalam pola pernapasan, seperti pernapasan cepat dan dangkal. Ini dapat meningkatkan penggunaan otot-otot pernapasan sekunder dan mempengaruhi efisiensi pertukaran oksigen dan karbon dioksida.
3.Stroke










