Selain itu, bagi masyarakat yang membeli minyak tanah diwajibkan untuk membawa kartu keluarga. Hal tersebut dilakukan demi mencegah pemberian minyak tanah yang salah sasaran.
Junaidin, salah seorang warga Kecamatan Reok yang mendapatkan 10 liter minyak tanah mengaku merasa puas dengan operasi minyak tanah murah ini.
Ia berharap pemerintah terus menggelar operasi ini di tengah kelangkaan minyak tanah.
“Bagi saya sendiri sudah cukuplah mendapat 10 liter, lumayan untuk pakai sebulan. Mudah-mudahan operasi ini bisa ada terus selama minyak tanah masih langkah” katanya.
Sementara itu warga lain, Kanisius juga mengaku puas dengan minyak tanah yang ia dapat. Tapi awalnya ia sempat mengeluh karena minyak tanah nyaris tak terjual lagi di agen dan pengecer.
Adapun minyak tanah tapi itu dijual diatas HET sehingga masyarakat merasa sangat mahal dan susah untuk membeli.
“Kalau minyak tanahnya ada pasti jualnya diatas HET. Ini sungguh di luar kontrol pemerintah. Para penjual seenaknya mengatur harga, akibatnya kami susah membeli. Bersyukur saja hari ini minyak tanah di jual murah, lumayan bisa bertahan sampai Natal kalau hemat” kata Kanisius.










