Politik

Dr. Frans Aba Siap Bertarung di Pilgub NTT: “Butuh Keberanian, Merombak Kesalahan yang Sama” 

×

Dr. Frans Aba Siap Bertarung di Pilgub NTT: “Butuh Keberanian, Merombak Kesalahan yang Sama” 

Sebarkan artikel ini

“Keuntungan tidak selalu harus berupa material tetapi dapat berupa peningkatan kesejahteraan rakyat atau keuntungan moril lainnya seperti political benefit, kepuasan masyarakat dalam bentuk keamanan, kenyamanan, perbaikan pelayan dan fasilitas umum dan sebagainya yang memperbaiki citra pemerintah,” ungkapnya.

Peran Perguruan Tinggi

Frans Aba juga menggaris bawahi jumlah akademikis di NTT yang tercermin dari jumlah perguruan tinggi di NTT yang cukup banyak. Para akademisi itu merupakan aset daerah yang bisa dimanfaatkan. “Kenapa kita tidak maksimalkan pengetahuan mereka, ajak mereka menyusun rencana pembangunan, strategi, penentuan prioritas, survey dan lainya. Karena ilmu yang mereka punya bisa kita manfaatkan,” ungkap Frans Aba.

Menurutnya, NTT mungkin sudah melibatkan para akademisi dan mahasiswa dalam proses survey dan penelitian. Tapi NTT belum optimal dalam memanfaatkan hasil penelitian.

“Coba kita lihat berapa skripsi yang sudah dibuat mahasiswa yang akan tamat dari program studinya, atau berapa tesis dan disertasi dari para mahasiswa program pasca sarjana. Itu semua aset yang bisa kita pakai. Saya yakin banyak hasil penelitian di kampus itu hanya menjadi koleksi perpustakaan yang ada atau tersimpan rapi di rak-rak penyimpanan, kenapa kita kita tidak pilih dan aplikasikan ke dalam pembangunan kita,” kata Frans Aba.

Ia menjelaskan, Undana punya keunggulan sektor pertanian dan peternakan lahan kering. Unwira punya keunggulan dalam bidang teknik dan struktur bangunan, Universitas Kristen Arta Wacana (UKAW) punya Fakultas Pertanian yang di dalamnya ada teknologi pertanian, demikian juga dengan Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK) serta berbagai Perguruan Tinggi di Pulau Flores yang fakultas atau program studinya memiliki keunggulan di bidang masing-masing seperti di bidang pendidikan.

“Ini semua potensi yang bisa kita manfaatkan,” ungkap Frans Aba.

Masalah air di NTT menurutnya jangan dijadikan tembok besar yang menghalangi rencana untuk maju. Ia mengambil contoh di beberapa wilayah Australia yang jarang hujan, tapi bisa mengembangkan pertanian. Teknologi mereka bisa diadopsi. “Ini mengenai kemauan dan keberpihakan pemimpin dan pemerintah. Kalau maunya untuk kesejahteran, ayo kita kerja bersama,” ungkap Frans Aba.

Mengenai modal, Frans Aba mengungkapkan, modal yang terpenting juga bahwa kita belum optimal menggunakan perangkat-perangkat yang ada, apakah perangkat lunak berupa semua peraturan, laporan survai, penelitian ilmiah, perencanaan, program kerja, petunjuk teknis yang dipersiapkan untuk melaksanakan rencana pembangunan.

Namun semua itu, kata Frans, sangat tergantung pada keberanian gubernur NTT selaku pemimpin wilayah. (*/aka) 

</p

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Toe Manga Seng Koe By. Swara Net Group