Lebih lanjut Politisi Partai Golkar ini mengimbau agar panitia penyelenggara harus memperhatikan bagian terpenting di luar dari turnamen sepak bola ini. Semua tim yang nantinya dijadwalkan bertanding harus memperhatikan jadwal pekerjaan sehari-hari para pemain.
Artinya, semua pemain dalam tim punya pekerjaan masing-masing. Karena itu jadwalnya harus diatur baik sesuai waktu kerja mereka.
“Bila kesempatan ikut bermain bola hilang karena masih ada kewajiban mencari nafkah, maka tinggalkan pertandingan bola tersebut. Cari nafkah untuk menghidupi keluarga jauh lebih penting ketimbang harus memilih untuk bermain dengan waktu dan jadwal yang sama” ungkap Politisi yang sering disapa Jon Nembo itu.
“Boleh pertandingannya diadakan tiap hari. Tetapi harus perhatikan waktu kerja tiap pemain. Hari Sabtu dan Minggu boleh diadakan pagi dan sore, tetapi kalau hari lain harus dipertimbangkan lagi” ungkap Jon menambahkan.
Hal serupa juga disampaikan salah satu Inisiator Turnamen Torong Besi Cup, Marselinus Pan.
Ia berharap turnamen ini menjadi wadah silahturami antar sesama agar rasa kekeluargan terus terjalin sampai kapan pun.
Selain itu, kata dia, turnamen Torong Besi Cup, diharapkan mampu memunculkan bakat-bakat baru yang potensial dalam dunia sepak bola.
“Harapan saya melalui turnamen ini menjadi wadah silaturahmi yang juga melahirkan bakat-bakat pesepak bola muda yang handal. Ke depan turnamen Torong Besi Cup akan terus dilaksanakan setiap tahunnya apabila tidak ada kendala” tutur Politisi Partai Golkar itu yang juga menjadi Donatur Utama Turnamen ini.
“Harapan terakhir yang ingin saya sampaikan jadikan setiap turnamen sepak bola punya tujuan ingin memajukan potensi-potensi calon atlit yang berkualitas, bukan hanya kompetisi yang bertujuan meghibur rakyat semata” tuturnya lagi.
Penulis: Berto Davids