Publik kaget dan tak percaya dengan informasi yang beredar pada pagi hari Kamis (16/2) bahwa Kepsek SMAK St Klaus Kuwu mengakhiri hidupnya dengan menggantungkan diri.
Kepsek di sekolah ternama di NTT bahkan Indonesia itu adalah RD. Ansy Syukur, seorang imam diosesan Keuskupan Ruteng.
Baca Juga: Beredar Informasi, Ada Sepucuk Surat Ditulis Alm. RD. Ansy Syukur. Isinya?
Banyak yang tak percaya dan kaget, bagaimana seorang imam katolik bisa melakukan itu dan banyak yang beranggapan bahwa itu hal yang tidak masuk akal.
Tidak hanya khalayak luas, rekan-rekan imam yang mengenal lebih dekat almarhum pun kaget dan percaya, atas apa yang terjadi.
Hampir dipastikan bahwa orang-orang penting di keuskupan Ruteng pasti kaget karena mereka mengenal watak seorang RD. Ansy Syukur yang mengakhiri hidupnya dengan jalan pintas.
Baca Juga: Kepsek SMAK St. Klaus Kuwu Meninggal Tak Wajar, Polisi Masih Olah TKP
Betapa tidak? Sang pendidik mengakhiri hidupnya sendiri dengan cara yang tidak wajar di tengah rutinitas yang padat pada sebuah lembaga pendidikan yang namanya sederajat dengan sekolah ternama lainnya.
SMAK St Klaus Kuwu tidak hanya tempat mendidik dan mengajar tetapi juga telah menjadi tempat mengasuh anak-anak generasi masa depan gereja dan bangsa.
Rutinitasnya layaknya seperti sekolah katolik lainnya yang memiliki asrama bagi peserta didik.
Publik pun bertanya karena penasaran, ada apa dengan almarhum RD Ansy?
Hal yang sama dirasakan oleh RD. Edigius Menori, Ketua Yayasan Sukma Ruteng, yang menaungi seluruh lembaga pendidikan katolik di Keuskupan Ruteng.
RD Edi Menori, pasti juga tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh figur yang pernah sekantor dengannya di Yayasan Sukma.
Kepada Info1news.com, RD. Edi -sapaan akrab RD. Edigius Menori- menyampaikan kesannya terhadap alm RD Ansy.