“Ceritanya ada mahasiswa kami itu dari kampung, kebetulan dia belum bisa selesaikan pembayaran untuk ikut UAS. Waktu itu saya masih wakil rektor 1. Dia datang sampaikan ada kendala, karena waktu itu tunggakan Rp 1 juta lebih bertahap diangsur 3 kali, urus KRS, tahap kedua UTS, tahap ketiga saat UAS” kata Erwin.
Dan hal yang lebih menarik lagi adalah UM Maumere tidak hanya menerima hasil bumi, tetapi juga membantu menjualnya kepada civitas akademika di kampus.
Kebijakan ini mendapat apresiasi dari banyak pihak, sebagai salah satu solusi kreatif dan inovatif dari UM Maumere untuk membantu mahasiswa yang kurang mampu.