Sementara Metro FC yang mengandalkan beberapa pemain lokal dan pemain asal Kecamatan Sambi Rampas nyaris tak berubah signifikan. Mereka harus dipermalukan dua kali secara berturut-turut di laga final.
Tampil dengan materi pemain usia 30 tahun kebawa Metro melangsungkan pertandingan finalnya secara dramatis.
Meski sempat tertinggal 3-1 Jito dan kawan-kawan akhirnya mampu bangkit dan membalikan keadaan menjadi 3-3 sebelum akhirnya menyerah dengan skor tipis 4-3 atas Lomest Wangkung.
Kemenangan tersebut juga sekaligus mengantar anak asuh Maksimus meraih sejarah dua kali berturut-turut juara di turnamen yang dihelat di kota kecil manggarai bagian utara itu, meski sebelumnya juga membawa nama PS TIRR Cs di laga puncak dengan materi pemain yang berbeda.
Setelah sukses keluar sebagai kampiun dan berhasil meraih juara 1 tim besutan Ansri itu berhak mendapat Piala dan uang jutaan di Turnamen Singa Merah Cup, sedangkan Metro FC yang meraih juara 2 juga berhak mendapat piala plus uang jutaan, disusul PS TIRR yang meraih juara 3.
Kemudian satu tim kuda hitam asal Kecamatan Reok Barat, yakni Gajah Mada FC yang harus puas meraih juara 4.
Untuk diketahui perjalanan kedua tim sampai ke partai puncak sangatlah menarik.
Lomest Wangkung dan Metro FC sama-sama pernah kalah di babak penyisihan group sebelum akhirnya bertemu di final.
Metro yang tergabung dalam group A bersama tiga tim lainnya sempat takluk dari tim debutan Golstar yang bisa dibilang jarang mengikuti turnamen.
Kemudian Lomest Wangkung yang bersaing dengan PS TIRR di group D juga harus takluk lebih dulu di tangan Tim Remaja Reo itu.