Teriakan “Salibkan Dia… Salibkan Dia.. Salibkan Dia! bebaskan Barabas!” menggema, memecahkan kesunyian di saat ribuan umat Katolik di kota Ruteng lagi khusuk menyiapkan prosesi jalan Salib Jumat Agung di lapangan Motang Rua.
Sejumlah remaja melakukan aksi teatrikal melakoni sejumlah figur penting dalam kisah pengadilan paling kontroversial sepanjang masa yaitu terhadap Yesus Kristus.
Ada yang memerankan sang tokoh yaitu Yesus Kristus yang ditangkap, disiksa, dianiaya, disalibkan hingga wafat di kayu salib.
Tokoh lainnya adalah Herodes Agung, penguasa Yudea dibawah kekuasaan Kekaisaran Romawi dan juga Pontius Pilatus, gubernur Yerusalem saat itu.
Ada juga yang berperan sebagai ahli-ahli Taurat, kaum farisi, dan ada juga yang berperan sebagai murid-murid Yesus.
Aksi teatrikal bermula dari saat Yesus berdoa di taman Getsemani, yang secara lengkap dilakoni sebagaimana yang tertulis dalam kitab suci.
Usai penangkapan Yesus Kristus di taman Getsemani, selanjutnya berkisah tentang proses pengadilan yang menghasilkan keputusan hukum bahwa Yesus harus gantung di kayu salib.
Aksi teatrikal tersebut membuat umat terlarut dan mengenang seperti itulah situasi Yerusalem di masa pengadilan terhadap Sang Juru Selamat yaitu Yesus Kristus yang menderita hingga wafat di kayu salib untuk menebus dosa manusia.
Seperti dalam aksi treatikal, suara dari para pemuka agama Yahudi dan didukung ribuan kaum farisi membuat gubernur Yerusalem yaitu Pontius Pilatus tidak bisa berbuat apa-apa.
Itulah kisah lebih dari 2.000 tahun lalu, terulang lagi di lapangan Motang Rua pada Jumat (7/4) pagi, saat peringatan kisah sengsara Tuhan Yesus Kristus.
Usai keputusan Pontius Pilatus, Yesus pun dibawa ke bukit Golgota atau bukit tengkorak.
Lapangan Motang Rua diibaratkan sebagai tempat pengadilan Yesus.