Pada era lalu pada siarah di bulan Rosario itu, umat Katolik dari berbagai tempat di Kota Ruteng berjalan kaki menuju Golo Curu untuk mengikuti perayaan Ekaristi baik pembukaan maupun penutupan doa Rosario.
Seiring berkembangnya jumlah umat Katolik di Kota Ruteng, siarah ke tempat itu dilaksanakan dalam bentuk kelompok atau wilayah atau paroki yang ada di Kota Ruteng.
Hingga sekarang, sering juga umat Katolik dari tempat lain di luar kota Ruteng melakukan siarah ke Golo Curu.
Golo Curu adalah salah satu bukit di Kota Ruteng yang letaknya pada bagian utara Kota pernah dijuluki Bandung van Flores tersebut.
Dari bukit tersebut, para pengunjung juga bisa menikmati panorama Kota Ruteng yang begitu indah, dimana di bagian Selatan terdapat deretan pegunungan Mandosawu dan Poco Likang yang hutannya hijau.
Dari bukit itu juga, para pengunjung juga bisa menikmati bagaimana pesawat terbang landing atau take off dari Bandara Frans Sales Lega, yang letaknya berdekatan.
Terkait pelaksanaan Festival Golo Curu Ratu Rosari, RD. Martin Chen, salah seorang imam di Keuskupan Ruteng sekaligus sebagai panitia festival tersebut menjelasakan, dalam kalender liturgi gereja Katolik tanggal 7 Oktober merupakan pesta Ratu Rosari. “Itulah salah satu perspektif teologis terkait pelaksanaan Festival Golo Curu Ratu Rosari,” jelas RD. Martin Chen ketika memaparkan konsep festival tersebut di hadapan peserta rapat.
Subscribe to my channel
