Daerah

Pj. Gubernur : “Pentahbisan Uskup Agung Kupang sebagai Peristiwa Sukacita bagi Masyarakat NTT

×

Pj. Gubernur : “Pentahbisan Uskup Agung Kupang sebagai Peristiwa Sukacita bagi Masyarakat NTT

Sebarkan artikel ini

“Pelayanan juga adalah sebuah misteri dimana kita menjadikan cinta kita yang sering terbatas dan sarat pamrih sebagai pintu gerbang bagi cinta Tuhan yang tidak terbatas tanpa syarat dan tanpa pamrih,” tambah Uskup Mgr. Hironimus Pakaenoni.

Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr. Antonius Subianto Bunyamin, dalam sambutannya turut memberikan apresiasi kepada Mgr. Hironimus Pakaenoi dan mengucapkan terima kasih kepada Mgr. Petrus Turang atas dedikasi dan pengabdian dalam karya penggembalaan selama ini.

“Selamat atas pentahbisannya kepada Mgr. Hironimus Pakaenoni sebagai Uskup Agung Kupang dan selamat bergabung dengan Konferensi Wali Gereja Indonesia,” kata Mgr. Antonius.

“Terima kasih juga kepada Mgr. Petrus Turang atas penggembalaanya selama 27 tahun di Kesukupan Agung Kupang. Semoga dengan dinamika kegembalaan ini sungguh menampilkan Gereja Keuskupan Agung Kupang yang makin berjalan bersama semangat injil. Kasih kepada Tuhan adalah landasan bagi setiap orang utk menggembalakan domba-dombanya.

Yang kita gembalakan adalah domba-domba yang dititipkan Tuhan pada kita. Maka gembala harus bijaksana menggembalakan domba-domba Tuhan maka janganlah bertindak semaunya dan jangan otoriter,” titip pesan Mgr. Antonius.

Sementara itu, Uskup Emeritus Keuskupan Agung Kupang Mgr. Petrus Turang, mengungkapkan pentahbisan Uskup sebagai peristiwa menghidupkan kesaksian dan cinta kasih.

“Dengan merayakan pentahbisan Uskup Gereja kita khususnya di Keuskupan Agung Kupang adalah mendulang anugrah kasih Allah dalam diri Uskup tertahbis yang akan menggembalakan umat Katolik dalam membina serta membimbing persekutuan hidup iman yang hidup dan menghidupkan kesaksian dalam cinta kasih,” kata Mgr. Petrus Turang.

“Uskup sebagai gembala harus sadar bahwa dia adalah wounded shepherd (gembala terluka) yang memerlukan pemulihan dan penyembuhan bersama seluruh kawanan yang dipercayakan kepadanya.

Oleh karena itu si gembala hendaknya bersikap rendah hati dan murah hati biarpun tegas agar kehadiran uskup sejatinya memekarkan kemerdekaan anak-anaka Allah untuk bersaksi tentang belas kasih Allah yang menyambut dan merangkul semua orang dengan segenap hati seperti kristus menghantar semua umatnya kepada Tuhan,”tutupnnya.

</p

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Toe Manga Seng Koe By. Swara Net Group