Hal yang tidak kalah penting, kata Farid Hidayat, yakni pendampingan yang dilakukan pihak PLN pada saat penunjukan batas tanah. Sebab, sekitar 60% permasalahan dari sertifikasi adalah lokasi yang belum jelas.
“Tanda batas penguasaan aset sebelum sertifikasi itu harus sudah jelas. Sebab, teman-teman BPN tidak berani mengukur kalau patoknya belum ada, karena ini syarat pertama dan utama sebelum kita melaksanakan sertifikasi,” kata Farid Hidayat.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Kantor Wilayah BPN NTB, Lutfi Zakaria, menilai kolaborasi dan integrasi yang dilakukan pihak PLN dan Kementerian ATR/BPN sudah sangat baik. Hal tersebut, berimbas pada membaiknya progres capaian target PLN dan Kementerian ATR/BPN dari tahun ke tahun.
Senada dengan Lutfi Zakaria, Kepala Kantor Wilayah BPN NTT, Hiskia Simarmata, juga turut memuji capaian dari kedua belah pihak.
“Ini luar biasa. Sejak saya di NTT,
mindset kepala kantor saya sudah berubah. BPN masa sekarang itu sudah lain daripada yang lain. Gak ada lagi yang mempersulit. Sudah ada kolaborasi,” jelas Hiskia Simarmata.
Acara penandatanganan PKS ini kemudian dilanjutkan dengan simbolis penyerahan plakat oleh perwakilan PLN Pusat dengan perwakilan Kementerian ATR/BPN, serta Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara PT PLN (Persero) UIP Nusra, PT PLN (Persero) UIW NTB, dan PT PLN (Persero) UIW NTT dengan Kantor Wilayah BPN NTB dan Kantor Wilayah BPN NTT