Kehadiran pihak kejaksaan, kata Kadis Wens, bertujuan untuk memberikan kepekaan kepada guru terhadap aturan hukum yang perlu diikuti dalam kegiatan pembelajaran, baik itu di dalam kelas maupun di luar kelas. Selain itu, melalui kolaborasi dengan teman-teman dari kejaksaan, hal-hal seperti bullying atau kekerasan, terutama yang berkaitan dengan tindak pidana kekerasan seksual di sekolah, dapat dicegah atau diminimalisir.
Pada kesempatan itu, di hadapan para guru SDK Ruteng 4, dirinya meminta agar guru dapat menciptakan kelas yang menyenangkan, kelas yang gasing (gampang, asik, menyenangkan), kelas yang menumbuhkan kerinduan dalam diri anak, serta kelas yang menumbuhkan akseptibilitas.
“Keterterimaan guru oleh peserta didik itu sangat penting, karena layanan pembelajaran sangat menentukan pilihan masyarakat terhadap sekolah. Layanan pembelajaran yang baik pasti akan mendorong masyarakat untuk memilih lembaga pendidikan tersebut untuk menyekolahkan anak-anak mereka,” lanjutnya.
Saat ini, kata Kadis Wens, lembaga pendidikan hampir sama dengan jasa; jika kualitas layanannya bagus, maka masyarakat pasti akan fokus memilih sekolah tersebut. Selain itu, generasi secara bahasa juga perlu dilayani dengan kualitas proses yang baik, sebagaimana diatur dalam Permendikbud Nomor 16 Tahun 2022.
Subscribe to my channel
