Namun pedagang yang mengaku bernama Rian itu mengaaku, sampah yang berserakan di pasar Puni juga bersumber dari para penumpang kendaraan yang naik-turun di terminal angkutan pedesaan wilayah Selatan tersebut.
“Sumber sampah bukan hanya kami (pemilik stan, Red) yang ada di pasar. Sampah juga berasal dari para penumpang,” ungkap Rian.
Bahkan Rian mengklaim bahwa para pedagang di pasar Puni sering membersihkan area pasar.
“Kalau kami, (sudah) ada karung sehingga usai membersihksn sampah, kami masukan sampahnya ke dalam karung. Namun pasar jadi kotor karena ulah para penumpang yang naik turun di terminal,” papar Rian.
Masih menurut Rian, kondisi pasar Puni jauh lebih baik dari pasar Inpres Ruteng.
Terkait kebersihan di pasar maupun di Kota Ruteng, Rian berkomentar bahwa belum ada kesadaran masyarakat.
“Terkait kebersihan Kota Ruteng, bukan hanya pelaku pasar yang kurang sadar. Memang SDM kita masih minim. Bukan hanya orang-orang pasar, tetapi rumah tangga kita juga sama kurang memperhatikan lingkungan. Sementara kebersihan lingkungan ini sangat krusial,” ungkpanya.