Kendati demikian pertandingan memperebutkan tiket ke semifinal itu terus berlanjut dengan indah dan menarik tanpa ada satu gol pun yang tercipta.
Petaka bagi Raba datang di menit akhir pertandingan ketika wasit menghadiahi PS TIRR penalti.
Keputusan itu menuai protes keras dari official maupun suporter.
Hal tersebut terjadi karena keputusan sang pengadil lapangan dianggap lebih menguntungkan satu tim.
Kubu Raba menilai hadia penalti yang diberikan wasit kepada PS TIRR di akhir babak kedua merupakan keputusan wasit yang kontroversi. Sebab keputusan tersebut lahir dari pandangan yang berbeda antara wasit utama dan wasit garis.
Anehnya, wasit utama yang lebih dulu memberi keputusan mengeluarkan kartu kuning untuk pemain PS TIRR malah sekejap berubah total saat hakim garis yang dipegang Rio menilai bahwa itu merupakan pelanggaran oleh pemain Raba.
Hadiah penalti itu pun lahir dari dua keputusan wasit yang berbeda.
Merasa tidak adil, Raba akhirnya melayangkan protes ke meja panitia. Mereka menilai keputusan tersebut kurang fair karena lahir dari dua pandangan berbeda dan menurut mereka fenomena itu jarang terjadi dalam sepak bola.
Namun keputusan wasit tetaplah sah. Raba pun mengikhlaskan hadiah tendangan penalti kepada PS TIRR.
Apli selaku wasit utama yang sudah lebih dulu memutuskan mengeluarkan kartu kuning terpaksa harus berbelok arah dan menunjukan titik putih untuk PS TIRR.
Keputusan awalnya mengeluarkan kartu kuning rupanya tidak berlaku. Padahal fenomena tersebut jarang terjadi dalam sebuah turnamen sepak bola dimana keputusan wasit utama dianulir kembali oleh wasit garis.
Akhirnya Raba pun menghargai keputusan wasit garis dan menyerahkan penalti itu untuk PS TIRR. Apri Santos yang ditunjuk sebagai algojo sukses mengeksekusi bola menjadi gol.