Selanjutnya dua orang Pokdarwis ini berencana melakukan survei lanjutan di sekitar DAS Waepesi khususnya wilayah yang dianggap rawan erosi dan longsor.
Sebelumnya dua pria ini juga pernah menunjukan rasa kepedulian dengan memungut sampah yang menumpuk di tambatan perahu Kecamatan Reok
Ia dan rekan Pokdarwisnya, Gaspar Riberu turun langsung ke tepian sungai untuk memungut sisa-sisa kotoran lalu dibuang ke seberang jalan untuk dibakar.
Sambil duduk di atas tambatan perahu, bermodalkan kayu dan kaos tangan, Yosef dan Gaspar menjadi pahlawan yang bergulat seharian dengan sampah. Mereka menyingkirkan sampah-sampah plastik dan bahkan kotoran manusia. Semua itu dilakukan agar air sungai tidak tercemar.
Meski tidak semua sampah dipungut, namun upaya dua pemuda Pokdarwis ini harus diapresiasi.
Mereka berdua betul-betul merasa peduli dengan kondisi tambatan perahu karena jika dibiarkan, volume sampah akan melebihi ambang batas sungai, padahal air sungai kerap dikonsumsi warga termasuk nelayan. Apabila air sungai tercemar manusia juga yang akan menanggung akibatnya.
Mereka hanya berharap ke pemerintah setempat untuk menindak tegas oknum yang kedapatan membuang sampah.
Penulis: Berto Davids