“Penanganan pasien ODGJ membutuhkan kesabaran, sebab waktu perawatannya tidak tentu.
Karena yang gangguan jiwa ini tidak pakai hari-hari seperti pasien penyakit lain, karena
tergantung terapi, tergantung obat.
Pengalaman kami selama sepuluh tahun terakhir, satu bulan baru mulai stabil, bulan kedua terapi okupasi, artinya terapi supaya dia terbiasa nantinya di rumahnya, bisa bekerja kembali. Terapi yang ketiga atau terakhir adalah kembali hidup bermasyarakat,” ujarnya.
Dia menambahkan, pihaknya mengalami kesulitan dari segi anggaran dalam merawat pasien ODGJ yang terjadi selama ini.
“Karena kesusahan yang kami alami bukan masalah terapinya, tetapi siapa yang membiayai mereka selama tiga bulan ini,” ungkalnya seraya menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bupati Manggarai, Herybertus G. L. Nabit yang sejak dilantik memberikan perhatian kepada pihak Renceng Mose.
Bupati Manggarai, Herybertus G. L. Nabit dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada Panti Rehabilitasi Renceng Mose, yang sudah membantu Pemkab Manggarai dalam menangani pasien ODGJ.
Bupati Hery Nabit mengakui, terkadang Pemkab Manggarai dalam pelayanan masih banyak kekurangan.
Dia juga menyampaikan terimakasih kepada pihak gereja katolik yang sudah membantu masyarakat diberbagai sendi kehidupan termasuk pada saat ketika sakit.
“Kita juga bersyukur bahwa di bumi Manggarai ini menjadi bagian dari gereja katolik universal yang memberi perhatian terhadap setiap sendi kehidupan manusia, termasuk pada saat ketika sakit, apapun sakit itu,” ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, kerja sama antara Pemkab Manggarai dengan Panti Rehabilitasi Renceng Mose merupakan perwujudan dari visi Manggarai yang Maju, Adil dan Berdaya Saing.
Subscribe to my channel
